Mempertahankan Kualitas Susu Segar

PDF Cetak E-mail

Susu segar yang baru saja diperah dari sapi ataupun kambing dapat mengalami perubahan kualitas apabila tidak diperlakukan secara benar, sehingga manfaat gizi yang ada dapat terjaga dengan benar dan higienis semenjak diperah.

Susu sapi yang rusak akan mengalami penurunan kualitas diakibatan pengaruh suhu penyimpanan, ditandai dengan perubahaan warna dari warna aslinya dan baunya pun tidak khas seperti susu segar. Bila diuji dilaboratorium akan ditemukan cemaran mikroba yang tdak sesuai dengan SNI (Standarrt Nasional Indonesia), dan susu seperti ini tidak layak dikonsumsi oleh konsumen bahkan akan berdampak negatif bagi yang meminumnya.

Sesuai standar SNI, susu segar harus organoleptiknya tidak berubah, warnanya putih kekuningan, bau dan rasanya khas susu segar, sedangkan cemaran mikroba ditetapkan dibawah maxsimal 1×10 pangkat 6 CFU/ml. Biasanya susu segar akan menurun kualitasnya jika dalam 3 jam tidak didinginkan, sehingga akibatnya mikroba akan berkembamg dengan cepat dan akhirnya kualitas susu menurun.

Susu sebaigai makanan bergizi, namun juga menjadi tempat yang baik untuk perkembangan mikroba. kualitas susu segar menjadi tidak berkualitas jika disimpan pada suhu tinggi (20-30 derajat C). Susu yang disimpan pada suhu 4 derajat C mampu bertahan kualitasnya sampai lebih 100 jam, pada suhu 10 derajat tahan tahan 89 jam , pada suhu 15 derajat tahan 35 jam.

Pada suhu 20 derajat maka susu tahan simpan sampai 19 jam dan pada suhu 30 derajat C maka susu tahan sampai 11 jam, demikian pula jumlah mikroorganismenya juga akan berubah setelah waktu 24 jam. biasanya waktu simpan susu yang ideal jika susu tersebut untuk diolah adalah jika kadar mikroorganisminya tidak melebihi 1×10 pangkat 6 CFU/ml.

Biasanya ditempat penampungan susu (TPS) idealnya dengan 1-5 derajat C dalam waktu 4 jam, dan kualitas susu yang dihasilkan sebenarnya tidak terlepas dari perlakuan dari mulai kebersihan ternak, peternak dan pengumpul susu. dekian pula peralatan yang digunakan, proses penampungan susu dan penanganan rantai dingin susu.

Susu segar mengandung protein dan calsium standar dalam jumlah cukup yakni mengandung 11 asam amino esensial, dan kadar calsium sekitar 1,15 gram Ca tiap 1 liter susu, dan jumlah ini memenuhi kebutuhan orang dewasa yakni 1,0 gram /hari, wanita hamil, bayi, balita dan anak-anak perlu 1,0 gram/hari demikian ibu-ibu menyusui perlu 2,0 gram/hari.

Biasanya pengawetan susu dilakukan dengan berbagai cara seperti pasteurisasi atau disimpan pada suhu dibawah 5 derajat C dan dalam kondisi tertutup rapat, begitu tutupnya dibuka maka susu segera diminum. sistem UHT yakni susu disimpan pada suhu dibawah 5 derajat C tapi dalam keadaan terbuka, dan jika ditempatkan pada susu kamar maka harus segera diminum.

Demikian pula pengawetan dalam bentuk susu kental manis yang biasanya disimpan pada suhu dibawah 7 derajat C. jika kemasannya  dibuka maka susu harus segera dikonsumsi. penanganan susu yang higienis merupakan cara melindungi konsumen terhadap mikroba patogen.

(disnak jatim)

MENGENAL KEJU DAN MANFAAT BAGI KESEHATAN KEJU SI LEZAT YANG KAYA NUTRISI

Penulis: Budi Sutomo

Keju memang bukan makanan yang berasal dari negeri kita, namun dalam kehidupan sehari-hari sebagian masyarakat sudah sangat akrab bahkan mungkin menjadi sajian wajib menu harian. Walaupun harganya relatif mahal, para penikmat keju akan selalu “kangen” alias ketagihan. Godaan rasanya yang gurih dengan aroma khas menjadikan keju selalu dicari penggemarnya, belum lagi kandungan nutrisinya, mulai dari protein, vitamin, kalsium, zat besi, kalori dan lemak, disinilah gudangnya. Apapun alasannya, mari mengenal aneka keju lebih dekat dan buktikan sendiri kelezatan cita rasanya. Sejarah Keju Keju sudah ditemukan ribuan tahun yang lalu. Kala itu seorang pengembala sapi menyimpan susu hasil perahannya di dalam kantung terbuat dari kulit kambing. Beberapa hari kemudian seorang musafir menemukan kantung tersebut yang tertinggal di dalam gua, karena terdorong rasa lapar pria itu memakannya. Tidak di sangka susu yang sudah berubah bentuk menjadi gumpalan itu ternyata sangat lezat rasanya. Setelah di teliti, ternyata susu terfermentasi oleh mikroorganisme tertentu yang terdapat pada kantung kulit itu. Dari sinilah cikal bakal keju berasal. Pada awal abad ke 20, keju mulai diproduksi secara komersial. Dan saat ini, industri keju berkembang begitu cepat, jenisnnya sekarang sudah mencapai ratusan dan teksturnya juga semakin beragam. Proseses Pembuatan Pada prinsipnya keju dibuat melalui melalui tiga tahap: Koagulasi. Setelah susu segar di panaskan (pasteurisasi), kemudian subtansi yang bersifat asam atau kultur bakteri tertentu ditambahkan. Tujuan dari prosese ini supaya laktosa dirubah menjadi asam laktat (acid coagulation) sehingga terbentuk endapan/gumpalan menyerupai tahu. Pembentukan dan Penggaraman. Tahu susu (curd) yang terbentuk selama proses koagulasi kemudian di padatkan di dalam cetakan sesuai keinginan. Tahap selanjutnya adalah penggaraman. Caranya dengan mencelupkan tahu susu ke dalam larutan yang mengandung garam 250-350 gr per liter air. Tujuan dari penggaraman ini supaya mempercepat proses pengeringan, memberikan rasa, aroma juga berfungsi sebagai pengawet karena garam memperlambat proses proliferasi mikroorganisme. Pemeraman/Fermentasi. Proses pematangan keju dilakukan sebaiknya di lakukan di dalam ruangan kering dengan kisaran temperatur antara 0oC – 32oC. Lama proses pematangan tergantung dari jenis keju yang diinginkan. Untuk keju lunak(soft cheese) memerlukan waktu fermentasi sekitar 4 minggu, namun untuk keju keras (hard cheese) memerlukan waktu 2 – 3 tahun. Selama proses fermentasi inilah komponen citarasa dan tekstur dari keju terbentuk. Cara Penyajian Setiap negara memiliki tradisi yang berlainan di dalam menyajikan keju. Di Italia keju di sajikan sebagai hidangan pembuka, negara Prancis menyajikan setelah hidangan utama, sedangkan Inggris dan Amerika keju lebih sering di hidangkan setelah hidangan penutup. Sedangkan di Indonesia tidak mengenal aturan di dalam menyajikan keju. Anda sah-sah saja menyantap keju pada saat hidangan pembuka, utama maupun penutup. Lain halnya jika Anda menyantap keju dengan wine sebagai minuman penyerta. Red wine hanya cocok disantap dengan cammembert dan emmenthal. Hanya white wine yang cocok di padukan dengan semua jenis keju, namun yang pasti semakin tua keju maka wine penyerta juga semakin lama masa fermentasinya. Aneka Jenis Keju Berdasarkan bahan dasarnya, keju dapat dibuat dari susu sapi, kerbau, domba dan kambing. Sedangkan dari teksturnya keju digolongkan menjadi dua jenis, yaitu keju muda/lunak (soft cheese) dengan kadar air 36 – 40% dan keju tua/keras (hard cheese) berkadar air 25 – 36%. Camembert. Keju lunak dari Perancis ini pertama kali di buat pada abad ke-18 di desa Normandia. Comembert terbuat dari susu sapi, teksturnya sangat lembut dengan warna creamy yellow. Keju ini mengandung lemak antara 45% – 50%. Selain enak digado atau sebagai table cheese, juga cocok untuk campuran omelette, isi souffle, pancake atau apple pie. Ricotta. Keju Ricotta berasal dari Italia. Keju lunak dari susu sapi ini teksturnya sangat rapuh. Kandungan lemaknya termasuk tinggi, mencapai 65 %. kombinasi rasa yang gurih dan lezat dengan aroma harum menjadikan terasa pas dipadukan dengan aneka masakan pasta Italia seperti Lasagna dan Spaghetti. Brie. Brie termasuk kategori soft cheese dari Preancis. Ciri khas keju ini adalah kulit luarnya berwarna putih dan bagian dalamnya lembut meleleh. Aromanya tajam dan kandungan lemaknya tinggi (45%). Brie sangat cocok dipakai sebagai bahan campuran salad, dimakan dengan buah olive maupun pickle. Cream Cheese. Di pasaran kita dapat menemukan dua macam cream cheese, double cream cheese adalah pilihan pertama dengan kandungan lemak 65% dan cream cheese(45% lemak) pilihan lainnya. Berbeda dengan jenis keju lainya, cream cheese memiliki rasa yang sedikit asam. Umumnya keju ini digunakan pada hidangan penutup, misalnya chesse cake, sebagai isi pie, atau dimakan bersama potongan buah-buahan. Mozzarella. Mozzarella adalah keju Italia yang aslinya berasal dari susu kerbau liar. Keju lunak dengan kandungan lemak antara 40 – 50% ini sangat sepesifik sifatnya. Mozzarella akan meleleh ketika dipanggang, sangat cocok untuk topping pizza maupun campuran fritata. Edam. Salah satu keju asal Belanda yang popular. Teksturnya keras dengan aroma mirip kacang. Kandungan lemak keju ini sekitar 40%. Yang membedakan dengan keju lain adalah kemasannya yang selalu terbungkus lapisan sejenis lilin berwarna merah. Edam sangat cocok untuk campuran kue kering seperti aneka cookies atau taburan pada hidangan panggang. Parmesan. Salah satu jenis keju keras dari kota Parma, Italia. Pada umumnya berbentuk silinder dengan warna kuning muda. Teksturnya keras, cocok untuk keju parut. Aroma Parmesan cukup tajam karena proses pemeraman yang cukup lama, antara 14 bulan sampai 4 tahun. Keju ini sangat cocok untuk taburan pizza, soup maupun olahan aneka pasta. Kandungan lemak keju sekitar 61%. Cheddar. Salah satu jenis keju asal Inggris yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Rasanya yang lezat dengan aroma tidak terlalu tajam menjadikan cheddar cocok digunakan untuk masakan apa saja. Sajian casseroles, soup, isi sandwich dan salad terasa lebih lezat dengan penambahan keju ini. Cheddar mengandung lemak 48% dengan masa pemeraman 9-24 bulan. Emmenthal. Asal dari keju ini berasal dari Swiss, salah satu keju keras yang cukup populer. Emmenthal memiliki karakteristik berbeda dengan keju-keju lainya, bentuknya unik karena jika dipotong akan terlihat lubang-lubang yang terbentuk selama proses fermentasi. Keju ini banyak disuka karena cita rasanya lembut dan aromanya yang kaya. Emmenthal cocok dihidangkan sebagai keju meja dengan disertai segelas anggur. Nilai Gizi Keju Apapun jenisnya, keju pasti berbahan dasar susu segar. Tahap pemadatan dan fermentasi selama proses pembuatan semakin meningkatkan nilai gizi keju. Kandungan protein misalnya, keju lebih tinggi jika dibandingkan susu segar. 100 gr keju rata-rata mengandung 22.8 gr protein, sedangkan susu segar hanya 3.2 per 100 gr. Begitu juga dengan kandungan kalsium, keju mengandung 777 mg dan susu segar hanya sekitar 143 mg setiap 100 gr berat bahan. Selain kandungan nutrisi di atas, keju juga tinggi karbohidrat, lemak, zat besi, lemak dan fosfor. Dengan mengkonsumsi 100 gr keju, kebutuhan kalsium anda tersuplai 20 – 25% dari kebutuhan kalsium sehari. Dari beberapa hasil penelitian mengkonsumsi keju dapat mengurangi gejala sindrom pra menstruasi dan memperkuat tulang. Kandungan beragam mineral yang tinggi pada keju sangat baik untuk melindungi gigi dari karies, ini dikarenakan unsur tadi dapat memperkuat mineralisasi email pada gigi. Walaupun banyak manfaatnya bagi kesehatan, bagi penderita laktosa intoleran, keju pantang dikonsumsi. Gula susu (laktosa) yang terkandung dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh. Kandungan garam dan lemak pada keju juga cukup tinggi, karenanya disarankan bagi penderita ginjal, jantung, kantung empedu dan penyakit hati sebaiknya membatasi jumlah konsumsi keju. Namun bagi Anda yang terbebas dari penyakit-penyakit di atas, nikmati kelezatan keju dan raih manfaatnya. Budi Sutomo.

budiboga.blogspot.com

Profesional…

Kata itu seakan telah lekat dalam benak ini meminta untuk segera diwujudkan. Kata itu seperti cambuk yang membuat saya terus bertahan dan berusaha berjalan meski harus merangkak sekalipun. Tapi kata itu juga meninggalkan luka-luka kecil, yang kadang terasa perih ketika tersentuh. Ia nyata, tapi terkadang sangat abstrak ketika ingin menggambarkannya dan menjalankannya. Ingin sekali mengamalkannya saat ini dan seterusnya, namun selalu saja ada sesuatu dalam diri ini yang seolah-olah menjadi penghalangnya. Sungguh, niat itu ada bahkan bukan sekedar niat tapi sebuah target yang menjadi prioritas utama untuk mencapainya. Selalu saja salah… selalu saja kurang… selalu saja lalai…

Jangan tanya kenapa, karena bahkan saya sendiri sulit untuk menemukan jawabannya atau lebih tepatnya sulit memilih kata. Hidup ini kadang menyampaikan pesan yang kita harapkan, namun tidak sedikit pula sebuah pesan yang kita enggan untuk mendengarkan. Hidup ini menciptakan pelatihan dengan cara yang kita sukai, namun sering juga dengan cara yang tidak kita sukai. Saya berada pada pilihan yang kedua tanpa bisa mengelak. Saya sangat cemas teman,, cemas ketika saya merasa tidak mampu melakukannya dan kalian berpikir mampu. Cemas ketika saya merasa kurang dan kalian berpikir lebih.

Sekarang harapan saya hanya sekecil nyala lilin saja.. berharap dapat besar kembali sama ketika saya membuat target tentang apa yang saya ingin lakukan dahulu sebelum keputusan itu mengikat saya.

Yoghurt

Yoghurt atau yogurt adalah sebuah produk susu yang dihasilkan oleh bakteri fermentasi susu. Fermentasi dari laktosa menghasilkan asam laktat yang bekerja pada protein susu sehingga membuat yoghurt lebih padat serta memiliki tekstur dan aroma yang khas. Umumnya yoghurt dibuat menggunakan susu sapi, namun ada beberapa yoghurt juga menggunakan susu kedelai.

Yoghurt telah dikonsumsi selama lebih dari 4500 tahun dan telah terkenal di seluruh dunia dewasa ini. Yoghurt memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Beberapa di keunggulan yoghurt adalah kaya protein, memiliki kandungan kalsium, riboflavin, vitamin B6 dan vitamin B12.

Manfaat Yoghurt

Berikut ini beberapa manfaat dari yoghurt untuk Anda:

  • Menyehatkan pencernaan

    Berdasarkan hasil penelitian, yoghurt dapat mengatasi berbagai masalah pencernaan seperti diare, radang usus, kanker usus atau intoleransi laktosa.

  • Mengurangi risiko terjadinya infeksi pda vagina

    Wanita yang mengkonsumsi yoghurt dapat mengurangi tingkat keasaman (pH) sehingga dapat mengurangi perkembangan infeksi jamur.

  • Menurunkan risiko darah tinggi

    Dengan mengkonsumsi yoghurt 2-3 porsi sehari, dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi.

  • Mencegah osteoporosis

    Karena berbahan dasar susu, maka dalam yoghurt mengandung kalsium dan vitamin D. Kedua zat ini dapat membentu seseorang terkena osteoporosis.

  • Membantu kita lebih kenyang

    Kandungan kalori yang terdapat dalam yoghurt manjadikan yoghurt makanan yang dapat membantu sesorang merasa lebih kenyang.

Yoghurt untuk Penderita Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, gula yang paling banyak terkandung dalam susu. Sewaktu seseorang mengkonsumsi laktosa yang terdapat dalam susu dan produk-produk sejenisnya maka bakteri dalam usus besar mengubah laktosa itu menjadi asam laktat dan karbon dioksida. Dalam waktu 30 menit saja, timbul gejala-gejala umum, yang mencakup mual, kejang otot, kembung, dan diare. Bagaimana dengan yoghurt yang merupakan produk susu juga?

Yoghurt mengandung laktosa hampir sebanyak susu, namun beberapa penderita intoleransi laktosa dapat mencernanya tanpa mengalami gangguan. Karena yoghurt mengandung mikroorganisme yang mensintesis laktase, dan ini membantu pencernaan laktosa. Yoghurt lebih mudah dicerna oleh tubuh dibanding susu.

Meski rasanya sedikit asam, namun Anda dapat memperoleh manfaat melalui yoghurt. Saat ini, terdapat banyak produk yang dibuat dari yoghurt yang menambah kenikmatan dan cita rasa dari yoghurt seperti frozen yoghurt serta berbagai yoghurt dengan rasa buah. Konsumsi yoghurt dapat membuat tubuh Anda lebih sehat.

http://kumpulan.info/sehat/

Berbagi Tips Memilih Daging sehat

Kamis, 17 September 2009

Irma Isnafia Arief, S.Pt.MSi. Dosen dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, berbagi ilmu bagaimana caranya memilih daging yang sehat menjelang hari raya idul fitri. Tips-tipsnya tersebut dibagi dalam acara Dialog Sore di RRI Bogor. (15/9). Dialog sore yang dipandu oleh Muklish dari RRI Bogor ini mendapat perhatian dari seorang pendengar di Cibinong, yang menanyakan bagaimana trik-trik memilih daging yang sehat. Tips cara memilih daging yang baik dan sehat, untuk daging sapi dapat dilihat dari warnanya harus merah cerah, tidak lembek dan harus kenyal. Sedangkan daging kerbau lebih keras dari daging sapi, memiliki warna merah bata dan seratnya lebih kasar. jelasnya Lebih lanjut ia mengungkapkan tentang daging gelonggongan yang dapat ditandai dengan banyak air yang keluar, tekstur lembek, ketika dipotong banyak air yang ada di permukaan daging keluar. Biasanya pedagang enggan menggantung daging dagangannya. Kandungan daging sehat terdiri dari protein, lemak, karbohidrat dan tidak tercemar bakteri patogen. Hal ini harus diperhatikan mulai dari Rumah Potong Hewan, dan untuk wilayah bogor Rumah Pemotongan Hewan di bubulak sudah jauh lebih baik. Tuturnya. Selain itu penyimpanan daging pun harus diperhatikan. Daging yang tidak habis dijual harus dimasukan ke dalam Freezer dengan suhu harus minus 20 0celcius khusus pedagang, Dengan kondisi ini kualitasnya akan tetap terjaga sampai 60 hari dan untuk kulkas skala rumah tangga yang minusnya antara 5-10 0celcius dapat menyimpan daging antara 1 hingga 2 minggu . Tinggal bagaimana caranya mengubah pemikiran masyarakat yang menganggap kualitas daging beku jelek. Diakhir dialog Irma Isnafia Arief. menyampaikan masyarakat jangan tergiur dengan harga daging yang lebih murah dari harga umumnya, justru kita harus menjadi pembeli yang cerdas dengan mengetahui karakteristik dari daging terlebih dahulu,”. Tandasnya. (dh)

http://www.fapet.ipb.ac.id

About Fakultas Peternakan IPB

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dikenal sebagai FAPET-IPB, merupakan salah satu fakultas di Institut Pertanian Bogor dengan tugas melaksanakan pendidikan tinggi ilmu peternakan. Sejarah pendiriannya berawal dari pendirian Nederlandsch Indesche Veeartsen School di Bogor sebelum perang dunia ke II. Akan tetapi, selama pendudukan Jepang sekolah ini ditutup. Pada tahun 1946, Menteri Kemakmuran  Indonesia, atas nama pemerintah, membuka Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor yang merupakan pengembangan dari Nederlandsch Indesche Veeartsen School. Pada tahun 1948, Perguruan Tinggi tersebut dirubah namanya menjadi Faculteit voor Diergeneeskunde. Pada saat yang sama, di Bogor telah didirikan Faculteit voor Landbouw Wetenschappen yang terdiri dari dua jurusan yaitu Jurusan Pertanian dan Jurusan Kehutanan.

Secara organik, Faculteit voor Landbouw Wetenschappen dan Faculteit voor Diergeneeskunde bernaung   di bawah Universiteit van Indonesie. Universiteit van Indonesie kemudian diubah namanya menjadi Universitas Indonesia dan pada tahun 1950, Faculteit voor Landbouw Wetenschappen diubah namanya Image menjadi Fakultas Pertanian dan Faculteit voor Diergeneeskunde menjadi Fakultas Kedokteran Hewan. Pada saat itu, jurusan di Fakultas Pertanian ditata kembali menjadi Jurusan Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam dan Jurusan Kehutanan.

Titik awal pembentukan Fakultas Peternakan IPB terjadi antara 1950-1960, yaitu penyusulan pembentukan Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak di dalam struktur Fakultas Kedokteran Hewan. Usul tersebut diajukan oleh Prof. Drs. Sutisno Djuned Pusponegoro (alm) salah seorang staf Fakultas Kedokteran Hewan. Usulan tersebut diterima dan dilanjutkan dengan pembentukan Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Dr. Fisher ditunjuk sebagai ketua Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Pada tahun 1960, dilakukan pengembangan Fakultas kedokteran Hewan menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan karena sejak tahun tersebut dibuka dua minat studi yaitu Minat Kesehatan Hewan dan Peternakan. Minat studi peternakan ini merupakan program akademik yang terkait dengan keilmuan yang diemban Lembaga Ilmu Ternak dan Lembaga Ilmu Makanan Ternak. Pada tahun 1962, Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan ini dikembangkan lagi menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut. Nama ini menggambarkan adanya tiga jurusan pada Fakultas tersebut, yaitu Jurusan Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut.

Melalui Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 91 Tahun 1963 yang disahkan oleh Presiden RI Nomor 279 Tahun 1963, terhitung 1 September 1963, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut dilepas dari Universitas Indonesia dan kedua fakultas tersebut direorganisasi menjadi Institut Pertanian Bogor (disingkat IPB). Pada saat itu diputuskan bahwa IPB terdiri dari lima fakultas, yaitu : Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Selanjutnya dibuka dua fakultas baru, yaitu Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam dan paling baru Fakultas Ekologi Manusia. Hingga saat ini, IPB terdiri dari 9 fakultas. Dengan demikian, tanggal 1 september 1963 merupakan tanggal kelahiran Fakultas Peternakan IPB. Pada saat itu diputuskan bahwa kampus FAPET-IPB berlokasi di kampus IPB Jln. Gunung Gede (sekarang Jln. Raya Pajajaran) dan sebagai Dekan Pertama ditunjuk Prof. Dr. J. H. Hutasoit.

Departemen  llmu Produksi dan Teknologi Peternakan

ImageImageImage

Sejarah


Lahirnya Jurusan Ilmu Produksi Ternak  (IPT) bersamaan dengan berdirinya Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, yaitu  pada tanggal 1 September 1963. Pendirian Jurusan IPT   diperkuat dengan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan llmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia (berdasarkan Surat Keputusan No. 279/1965). Pada tahun 2003, nama Jurusan Ilmu Produksi Ternak berubah menjadi Departemen  llmu Produksi dan Teknologi Peternakan  (DIPTP)  berdasarkan SK No 120/K13/OT/2003.

Sejak mulai berdiri sampai dengan tahun 1994, DIPTP yang merupakan satu diantara tiga Departemen di bawah Fakultas Peternakan IPB, berlokasi di Kampus IPB Gunung Gede di Jalan Pajajaran Bogor. Mulai pada tahun 1995, Fakultas Peternakan IPB pindah ke kampus baru di Kampus IPB Darmaga. Bangunan dan fasilitas yang terdapat di kampus baru meliputi fasilitas utama penunjang pendidikan berupa peralatan laboratorium, perabot kantor, perabot perkuliahan, beasiswa bagi staf pengajar serta asistensi teknis peralatan penelitian.

Sejak berdiri sampai tahun 1993, Fakultas Peternakan IPB hanya mengelola satu program studi sarjana saja. Tetapi pada Tahun Akademik 1994, ada empat Program Studi Sarjana yang diasuh Fakultas Peternakan IPB, yang  dua diantaranya dikelola oleh DIPTP. Program Studi yang dikelola oleh DIPTP adalah PS Teknologi Produksi Ternak (PS-TPT) dan PS Teknologi Hasil Ternak (PS-THT) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rl No: 0311/U/1994.

PS-TPT pada prinsipnya merupakan penyempurnaan PS Produksi Ternak yang dikelola Fakultas Peternakan IPB sejak berdirinya, sedangkan PS-THT merupakan hasil pengembangan PS Produksi Ternak yang lebih menekankan pada proses perigolahan hasil peternakan dalam skala usaha masyarakat maupun industri pangan hasil ternak. Dengan berdirinya PS-THT, Fapet IPB diharapkan dapat menghasilkan sarjana yang berkeahlian dalam penanganan pascapanen hasil peternakan primer, hasil ikutan ternak, limbah dan lingkungan peternakan.

Akar keilmuan departemen dalam sistematika ilmu pengetahuan


Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan secara keilmuan merupakan cabang dari pohon ilmu peternakan (Animal Science) yang berbasis pada komoditi sumberdaya ternak. Pohon Ilmu peternakan ini mempunyai cabang-cabang seperti: Genetika dan Pemuliaan (genetic and breeding), Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (Nutrition and Feed Science) serta Manajemen Usaha Ternak (Management).

Ilmu peternakan adalah ilmu pengetahuan tentang peternakan yang merupakan salah satu batang ilmu dari pohon ilmu pertanian. Ilmu produksi ternak merupakan cabang ilmu dari ilmu peternakan. Cabang ilmu produksi ternak mempunyai ranting-ranting keilmuan berdasarkan komoditas ternak, yaitu : ilmu produksi ternak perah, ilmu produksi ternak unggas, ilmu produksi ternak ruminansia besar, ilmu produksi ternak ruminansia kecil, pemuliaan dan genetika, non ruminansia dan satwa harapan serta pengolahan hasil ternak.

Daftar departemen/jurusan berdasarkan keilmuan departemen


Keberadaan departemen/jurusan sejenis di dalam negeri sudah banyak tersebar di beberapa universitas dengan jumlah kurang lebih hampir 42 departemen/jurusan. Departemen llmu Produksi dan Teknologi Peternakan (DIPTP) Fakultas Peternakan IPB merupakan pelaksana dan penyelenggara kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dalam bidang peternakan yang meliputi kegiatan dalam bidang pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hewan/ternak serta ekosistem dan hasilnya. Sumberdaya ternak tersebut dimanfaatkan oleh dan untuk kesejahteraan manusia melalui rekayasa faktor biologi, teknologi, lingkungan tempat hewan/ternak mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Hasil pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hewan/ternak dalam bentuk hasil peternakan utama dan sampingan merupakan kegiatan pra-produksi ternak. Kegiatan produksi ternak meliputi kegiatan yang menghasilkan produk hewani melalui rekayasa fisiologi, genetik, lingkungan, sumberdaya hewan/ternak. Termasuk didalamnya adalah kegiatan yang menghasilkan jasa bagi kenyamanan hidup manusia dalam bentuk jasa kerja ternak. Adapun penanganan dan pengolahan hasil hewan/ternak sampai siap dipasarkan, siap diolah, siap dikonsumsi, mencakup kegiatan penanganan hasil ternak bentuk segar, proses penyimpanan, pemilihan, pengelompokan serta pengemasan. Pemanfaatan hasil utama dan sampingan/ikutan ternak meliputi semua aspek pemanfaatan aneka hasil ternak dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan, barang, jasa dalam kehidupan manusia.

Dalam mengemban misinya, DIPTP menggunakan pendekatan inovatif melalui kerjasama dengan semua unit yang ada sehingga mampu berperan dalam upaya membangun peternakan yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan Program Studi Teknologi Produksi Ternak (PS-TPT) dan Program Studi Teknologi Hasil Ternak (PS-THT) berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rl Nomor: 0311/U/1994 merupakan wujud nyata dalam mengoptimalkan sumberdaya manusia dan fasilitas yang ada, khususnya DIPT. Program Studi Teknologi Produksi Ternak merupakan penyempurnaan Program Studi Produksi Ternak, yang sudah ada sebelumnya, berdasarkan kurikulum nasional serta perbaikan kurikulum muatan lokalnya. Adapun Program Studi Teknologi Hasil Ternak merupakan pengembangan Program Studi Produksi Temak dengan lebih menekankan pada proses pengolahan hasil peternakan dalam skala usaha masyarakat maupun industri pangan hasil ternak, yang berdasarkan kurikulum nasional. Program Studi Teknologi Hasil Ternak ini diharapkan dapat menghasilkan sarjana yang berkeahlian dalam penanganan pasca panen hasil peternakan primer, hasil ikutan ternak, limbah dan lingkungan peternakan.

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

ImageImageImage

Sejarah


Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) awalnya bernama Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (INMT) berdiri pada tanggal 1 September 1963 seiring dengan berdirinya Fakultas Peternakan IPB. Pada tanggal 11 Juli 1996, Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak mengelola Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak (NMT) untuk jenjang pendidikan sarjana (S1). Pada tanggal 10 Januari 2005, nama Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak berubah menjadi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) yang mengelola program pendidikan S1 bernama mayor Nutrisi dan Teknologi Pakan.

Pada bulan juni tahun 2000, Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak olah Badan Akreditasi ansional ditetapkan sebagai Program Studi dengan nilai AKREDITASI A. Pada tanggal 18 April 2008, Badan Akreditasi nasional mengeluarkan SK 001/BAN-PT/Ak-XI/S1/IV/2008 status akreditasi A untuk Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan sampai tahun 2013.

Latar Belakang


Produk ternak (daging, susu, dan telur) merupakan bahan pangan sumber protein berkualitas baik yang sangat dibutuhkan untuk terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi guna memenangkan persaingan yang sangat ketat dalam era globalisasi sekarang ini.

Oleh karena itu produk ternak perlu ditingkatkan produksi dan kualitasnya guna mencukupi kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.  Dalam hal ini, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan berperan sangat penting karena dapat mempengaruhi kedua hal diatas. Disamping itu biaya pakan ternak merupakan komponen terbesar (sampai 70%) dalam biaya operasional suatu usaha ternak.

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) menawarkan Program Major Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (S1) yang berkualitas untuk kader-kader bangsa yang progresif, aktif, dan kreatif dengan membekali mereka dengan ilmu nutrisi dan teknologi pakan.

Guna menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di tingkat nasional maupun regional, Departemen INTP melakukan pengembangan proses pendidikan secara berkesinambungan.

Kompetensi Lulusan


Kompetensi lulusan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan adalah :

  • Mampu mengaplikasikan agrostologi (ilmu tumbuhan pakan), manajemen pastura dan memanfaatkan sumberdaya pakan untuk menunjang bidang peternakan terutama ternak ruminansia.
  • Mampu mengaplikasikan ilmu nutrisi dalam penyediaan pakan ternak yang efisien untuk menunjang bidang peternakan.
  • Mampu mengelola industri pakan yang sangat besar peranannya dalam penyediaan pakan ternak di Indonesia untuk menunjang perkembangan industri peternakan

Prospek Lulusan


Lulusan INTP dapat bekerja dalam bidang :

  • Pemerintahan (Pegawai Negeri Sipil) : sebagai dosen, peneliti, Departemen Pertanian, Pemerintah Daerah, Penyuluh Pertanian
  • Feedmill/Pengolahan Pakan Ternak : Nutritionist/formulator, Technical Services, Quality Control/Quality Assurance, Plant/Kepala Pabrik, Kepala Produksi
  • Industri Peternakan : Kepala Produksi/Farm Manager, Technical Service, Supervisor
  • Kemitraan/kontrak Farming : Technical service atau tenaga penyuluh lapang, Supervisor hingga manager lapang, Peternak Mitra (setelah 5 tahun dapat menjadi peternak mandiri)
  • Perbankan dan Koperasi : Manager, Supervisor, Management Trainee, Analis kredit peternakan
  • Program Sarjana Masuk Desa (SMD)

Staf Pengajar


Departemen INTP didukung oleh staf pengajar dan dengan kualifikasi akademik yang sangat baik. Saat ini terdapat 38 orang staf terdiri dari 24 Doktor (3 diantaranya Profesor) dan 14 Magister yang merupakan lulusan dari IPB, USA, Jepang, Australia, Jerman, Prancis, Denmark, Philipina dan Malaysia.

Akreditasi Departemen di Fapet IPB

Kamis, 15 Mei 2008
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) telah menetapkan Status, Peringkat, dan nilai akreditasi program studi untuk program pendidikan sarjana pada sejumlah perguruan tinggi yang telah mengajukan permohonan akreditasi, yang dua diantaranya adalah Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) serta Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP). Kedua Departemen di Fakultas Peternakan IPB itu mendapatkan akreditasi dengan Peringkat A (Sangat Baik).

Ketetapan ini tertuang dalam  Surat Keputusan dengan nomor 001/BAN-PT/Ak-XI/S1/IV/2008, tanggal 18 April 2008, tentang Status, Peringkat, dan Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan Tinggi.

Bagi institusi perguruan tinggi yang mengajukan akreditasi dan telah ditetapkan keputusan ini, maka status, peringkat, dan nilai hasil akreditasi terdahulu tidak berlaku. Status, peringkat dan nilai akreditasi dalam keputusan ini berlaku selama lima tahun, sampai dengan tanggal 18 April 2013.
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor, 16680

Website : http://fapet.ipb.ac.id/

Apa kata “Sarjana Fakultas Peternakan” tentang SMD

05 Februari 2010

Bidang peternakan terkadang dipandang sebelah mata, padahal potensi untuk mengembangkannya sangat besar. Apalagi di Indonesia terutama di Bogor banyak sumberdaya-sumberdaya yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung kemajuan sektor peternakan itu. Seperti potensi pakan dari daun ubi, jerami jagung, jerami padi dan sebagainya. Bergulirnya program Sarjana Membangun Desa (SMD), membangkitkan potensi desa yang selama ini belum tergarap dengan baik. Begitu dipaparkan oleh salah satu alumni Fakultas Peternakan IPB yang berhasil meraih dana dari program SMD untuk budidaya sapi pada tahun 2008 lalu, Budi Susilo Setiawan di komplek peternakan miliknya di Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor (4/1). “Di sini sumberdaya pertanian sangat tinggi misalnya, untuk pakan peternakan kita bisa menggunakan daun ubi, jerami jagung, jerami padi. Namun, sayang sekali hal seperti itu dibuang dan masyarakat masih tergantung terhadap pupuk kimia, padahal dengan organik kita bisa lebih baik,” paparnya. Ada beberapa hal yang membuat Budi tertarik untuk memberdayakan masyarakat melalui SMD ini, diantaranya pertama, keinginannya untuk mengangkat potensi agribisnis yang sangat besar dan belum optimal untuk digarap. Kedua, sarjana sebagai orang terdidik diharapkan bisa memberikan solusi bagi masyarakat. Ketiga, menyadarkan terhadap masyarakat desa akan potensi desanya, dan Keempat, dengan bidang wirausaha bisa mengekpresikan ide-ide kreatif. “Memang dari kecil saya sudah hobi beternak dan suka dagang, untuk beternak domba saya memulainya sejak tahun 2001 saat masih kuliah semester tiga di IPB,” ujarnya. Sementara itu Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB, Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc., yang saat itu hadir dalam acara ramah tamah dengan wartawan menjelaskan bahwa Fapet IPB memberikan aspek penting agar para lulusannya menjadi peternak handal. “Kita memberikan ilmu tentang pakan, ini merupakan persoalan utama, selanjutnya adalah ilmu manjemen budidaya, breeding (pemulliaan) dan yang tak kala penting adalah tentang manajemen usahanya. Ini kemudian dikemas sehingga diharapkan mereka bisa mengembangkan peternakan berdasarkan pilar-pilar tadi,” ujarnya. Menurutnya dengan SMD, diharapkan terjadi proses transfer ilmu, diseminasi teknologi dan pengalaman kepada masyarakat. Apa yang selama ini kita khawatirkan tentang rendahnya daya saing kita dengan negara luar, lambat laun daya saing kita bisa menjadi lebih baik.(man)

http://www.fapet.ipb.ac.id

Program Pendidikan Sarjana (S1)

Image

Program Pendidikan Sarjana (S1) yang ditawarkan oleh Fakultas Peternakan IPB dikelola oleh Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) dan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP). Bidang minat (Program Mayor) yang ada di IPTP adalah Teknologi Produksi Ternak (S1), sedangkan pada Departemen INTP bidang minat tersebut adalah Nutrisi dan Teknologi Pakan (S1). Lulusan S1 Fakultas Peternakan berhak mendapatkan gelar Sarjana Peternakan (S.Pt), dengan Keahlian Mayor   bidang  Nutrisi dan Teknologi Pakan   atau  bidang  Produksi dan Teknologi Peternakan.

Fakultas Peternakan IPB  didukung oleh staf pengajar dan dengan kualifikasi akademik yang sangat baik. Tahun 2007, staf pengajar (Dosen) Departemen IPTP berjumlah 40 orang. Kualifikasi S1 8 orang, S2 20 orang dan S3 12 orang. Dosen di Departemen INTP berjumlah 44 orang dengan kualifikasi S1 2 orang, S2 16 orang dan S3 26 orang. FAPET memiliki dosen yang bergelar guru besar berjumlah 4 orang Professor dan 3 orang Professor Emeritus di bidang genetika, unggas, ternak potong dan ternak perah.

Kurikulum IPTP


Mandat :
Pengembangan ilmu dan Teknologi Produksi. Produksi mencakup penanganan dan pengolahan hasil ternak dan limbah peternakan untuk menghasilkan produk primer.

Kompetensi :

  1. Perencana dan pengelola usaha peternakan
  2. Ahli bidang produksi peternakan
  3. Ahli bidang pengolahan hasil ternak
  4. Ahli pembibitan
  5. Ahli konservasi sumberdaya genetik

A. Mata Kuliah TPB (Tingkat Persiapan Bersama)

Terdiri dari mata kuliah dasar yang diberikan pada tahun pertama

B. Mata Kuliah Inter Departemen :

  1. Pengantar Ilmu Nutrisi
  2. Pengetahuan Bahan Pangan
  3. Fisiologi Hewan
  4. Integrasi Proses Nutrisi
  5. Pengantar Manajemen Pastura
  6. Ilmu dan Teknologi Reproduksi
  7. Pengelolaan Kesehatan Hewan (Keswan) dan Lingkungan
  8. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan
  9. Metoda Statistika
  10. Penerapan Komputer
  11. Komunikasi Bisnis

C. Mata Kuliah Major TPT

  1. Dasar Produksi Ternak
  2. Dasar Teknologi Hasil Ternak
  3. Tingkah Laku dan Kesejahteraan Ternak
  4. Teknologi Produksi Ternak Perah
  5. Teknologi Produksi Ternak Unggas
  6. Teknologi Produksi Ternak Ruminansia Kecil
  7. Teknologi Produksi Ternak Ruminansia Besar
  8. Teknologi Produksi Ternak Babi dan Kuda
  9. Teknologi Produksi Satwa Harapan
  10. Genetika Ternak
  11. Pemuliaan Ternak
  12. Teknologi Pengolahan Telur dan Daging Unggas
  13. Teknologi Pengolahan Susu
  14. Teknologi Pengolahan Daging
  15. Manajemen Lingkungan Ternak
  16. Manajemen Rumah Potong Hewan (RPH)
  17. Teknik Pengolahan Limbah Peternakan
  18. Teknik Penanganan dan Pengolahan Hasil Ikutan Ternak
  19. Manajemen Produksi Peternakan
  20. Peternakan Terpadu
  21. Metodologi Penelitian dan Rancangan Percobaan
  22. Seminar
  23. Skripsi
Kurikulum  INTP


Kompetensi  :
  1. Perencana dan pengelola pabrik pakan dan usaha peternakan
  2. Perencana dan pengelola wilayah peternakan
  3. Ahli bidang nutrisi  dan pakan
  4. Ahli bidang tanaman pakan

A. Mata Kuliah TPB (Tingkat Persiapan Bersama)

Terdiri dari mata kuliah dasar yang diberikan pada tahun pertama

B. Mata Kuliah Inter Departemen :

  1. Dasar-dasar Ilmu Tanah
  2. Metoda Statistika
  3. Klimatologi
  4. Agribisnis Pangan
  5. Kewirausahaan
  6. Genetika Ternak
  7. Teknologi Produksi Ternak Perah
  8. Teknologi Produksi Ruminansia Besar
  9. Teknologi Produksi Ternak Unggas
  10. Pengelolaan Keswan & Lingkungan
  11. Ilmu dan Teknologi Reproduksi
  12. Metodologi Penelitian dan Rancangan Percobaan

C. Mata Kuliah Mayor NTP

  1. Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan
  2. Perencanaan Penyediaan Hijauan Pakan
  3. Kebijakan dan Pengawasan Mutu Pakan
  4. Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga
  5. Pengentar Manajemen Pastura
  6. Ilmu dan manajemen Pastura
  7. Teknologi Pengolahan pakan
  8. Pengetahuan Bahan Pakan
  9. Manajemen Industri Pakan
  10. Nutrisi Ternak Pedaging
  11. Integrasi Proses Nutrisi
  12. Pengantar Ilmu Nutrisi
  13. Nutrisi Ternak Unggas
  14. Mikrobiologi Nutrisi
  15. Fisiologi Nutrisi
  16. Industri Pakan
  17. Seminar
  18. Skripsi

http://www.fapet.ipb.ac.id